Berkata Imam Syafi'i: "Ilmu itu Cahaya dan cahaya tak akan masuk pada kemaksiatan"

Jumat, 10 Juni 2011

Masih kah Kita Mencintai Sesuatu Melebihi Cinta Kita Kepada-Nya


kasih sayang ALLAH, melebihi semua kasih sayang,,,
melebihi kasih sayang ibunda kita kepada kita dan melebihi kasih sayang kekasih kita kepada kita,,,

lantas masihkah kita mencintai sesuatu melebihi cinta kita kepadaNYA???
masihkah kita mencintai sesuatu yang belum tentu mencintai kita???
masihkah kita mencintai sesuatu yang cintanya tak sebesar kasih sayang ILAHI???
masihkah kita lupa betapa besar jasa-NYA yaitu memberi kehidupan kepada kita???
tak ada jasa yang lebih besar melebihi jasa memberikan kehidupan dari ketiadaan,,,

Sabtu, 04 Juni 2011

Fadhilah Bersholawat


“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S. Al-Ahzab: 56)
Ibnu Katsir-Rahimahullah- berkata: “Maksud ayat ini adalah bahwa Allah subhaanahu wa ta’aala mengabarkan kepada hamba-hamba-Nya tentang kedudukan hamba dan nabi-Nya (Muhammad) di sisi-Nya di langit di mana malaikat-malaikat bersholawat untuknya, lalu Allah subhaanahu wa ta’aala memerintahkan makhluk-makhluk yang ada di bumi untuk bersholawat dan salam untuknya, agar pujian tersebut berkumpul untuknya dari seluruh alam baik yang ada di atas maupun yang ada di bawah.”
Ibnul Qoyyim -Rahimahullah- berkata dalam buku “Jalaul Afham”: “Artinya bahwa jika Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk rasul-Nya, maka hendaklah kalian juga bersholawat dan salam untuknya karena kalian telah mendapatkan berkah risalah dan usahanya, seperti kemuliaan di dunia dan di akhirat.”
Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang bersholawat atasku sekali, maka Allah akan bersholawat untuknya sepuluh kali.” [H.R. Muslim]. Yang dimaksud sholawat Allah disini adalah berupa rahmat atau kebaikan dari Allah SWT, maka sungguh beruntunglah ketika kita bersholawat kepada nabi sollallahu alaihi wa sallam. Ada pun beberapa faedah shalawat atau dengan kata lain keutamaan shalawat dan mengucap salam kepada Rasulullah Saw, yaitu:
  1. Shalawat adalah serupa dengan perintah Allah Swt.
  2. Bersamaan dengan Allah Swt ketika kita bershalawat. Sedangkan jika shalawat kita berbeda. Shalawat kita adalah doa dan permohonan. Sedangkan shalawat Allah Swt adalah keagungan dan kemuliaan.
  3. Malaikat pun ikut shalawat didalamnya.
  4. Allah akan memberikan balasan sepuluh, jika orang tersebut mengucapkan shalawat sekali.
  5. Shalawat mengangkat sepuluh derajat.
  6. Dituliskan sepuluh kebaikan.
  7. Shalawat menghapus sepuluh keburukan.
  8. Shalawat akan mendatangkan pengijabahan atas doanya. Jika shalawat didahulukan maka akan menghantar kepada Allah Swt. Sedangkan jika tidak diucapkan ketika berdoa, maka doa tersebut akan menggantung antara langit dan bumi.
  9. Penyebab syafaat Nabi, jika ia meminta perantaraan ataupun meninggalkannya.
  10. Penyebab diampunkannya dosa.
  11. Penyebab untuk dicukupkannya kesedihan oleh Allah Swt kepada hamba-Nya.
  12. Penyebab kedekatan seorang hamba kepada Rasulullah Saw di hari Kiamat.
  13. Menempatkan kedudukan sedekah pada yang sepuluh.
  14. Penyebab ditunaikannya kebutuhan.
  15. Penyebab Allah dan para malaikat bershalawat kepadanya.
  16. Shalawat adalah bentuk zakat bagi orang yang bershalawat dan merupakan penyuci baginya.
  17. Penyebab datangnya kabar gembira bagi si pelakunya dengan surga sebelum ia mati.
  18. Penyebab diselamatkannya si pelaku dari keadaan hari Kiamat.
  19. Penyebab menjawabnya Nabi Saw (atas shalawat yang dilantunkannya).
  20. Penyebab pengingat dari sesuatu yang ia lupakan.
  21. Penyebab baiknya sebuah majelis, juga tidak akan merugikan seseorang yang termasuk ahli didalamnya.
  22. Penyebab menolak kefakiran.
  23. Menolak kepada pelakunya nama bakhil jika ia membalas orang mengucap shalawat atas Nabi Saw.
  24. Penyebab kesuksesan doa jika disebutkan diawal doa atau pun dibelakangnya jika ia lupa bershalawat kepada Nabi Saw.
  25. Shalawat akan mengantar pada jalan surga, serta seseorang akan meninggalkan jalan itu karena sebab meninggalkan shalawat.
  26. Menyelamatkan dari fitnah di sebuah majelis yang tidak berdzikir kepada Allah dan Rasul-Nya, atau tidak memuji dan mengagungkan-Nya, dan bershalawat kepada Rasul-Nya.
  27. Merupakan kesempurnaan bicara yang diawali denhan Hamdallah (memuji Allah) lalu shalawat kepada Rasul-Nya.
  28. Berlimpahnya cahaya seorang hamba ketika berada di Shirath.
  29. Shalawat akan mengeluarkan seorang hamba dari kehilangan.
  30. Penyebab akan ketetapan Allah Swt dalam mengagungkan kebaikan bagi orang yang bershalawat kepadanya antara penduduk langit dan bumi. Karena orang yang bershalawat adalah menuntut kepada Allah agar kiranya Allah mengagungkan kepada Rasul-Nya, memuliakan, dan menghormatinya. Ini merupakan bagian dari amal, maka adalah harus bagi orang yang shalawat bagian seperti itu.
  31. Penyebab keberkahan, baik pekerjaan ataupun usianya
  32. Penyebab untuk menggapai rahmat Allah, karena rahmat adalah makna dari shalawat.
  33. Penyebab kekalnya kasih sayang kepada Nabi Saw, dengan cara menambah atau melipat-gandakannya. Ini merupkan bentuk ikatan iman yang tidak akan sempurna bila tidak ada shalawat didalamnya. Karena ketika ia memperbanyak dalam mengingat yang ia cintai dan menghadirkannya dalam hati, serta memperindah dalam menghadirinya. Maka itu adalah bentuk cinta yang penuh dan semakin berlipat cintanya dan semakin bertambah rasa rindunya. Jika semakin penuh rasa rindunya, merupakan kebiasaan jika seseorang mencintai sesuatu, maka pasti ia sangat menginginkan untuk melihatnya. Sedangkan jika ia merasa cinta, maka akan semakin kuat ia mengingatnya. Sehingga lisan senantiasa memuji dan mengagungkan yang dicintainya. Sehingga ia akan terus menggandakan dan menambahkan keindahan dalam tiap kata ketika mengingatnya.
  34. Penyebab rasa cinta Nabi Saw kepada seorang hamba.
  35. Penyebab mendapatkan hidayah dari Allah, serta penyebab hidupnya hati.
  36. Penyebab dikembalikannya nama orang yang bershalawat oleh Nabi Saw 9Nabi Saw menjawab shalawat dan ucapan salam orang tersebut). Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, "Sesungguhnya shalawat kalian akan disampaikan kepadaku. Kemudian sabdanya pula, "Sesungguhnya Allah mewakilkan atas kuburku malaikat yang senantiasa menyampaikan nama umatku yang mengucapkan salam kepadaku."
  37. Penyebab tetapnya kedua kaki ketika berada di Shirath.
  38. Bershalawat merupakan menunaikan sedikit daripada hak Nabi Saw, serta merupakan perlambang dari rasa syukur atas diturunkannya, yang merupakan bentuk dari nikmat Allah yang dianugerahkan kepada kita.
  39. Bershalawat adalah gabungan antara shalawat dan dzikir kepada Allah, serta bersyukur kepada Allah. Bershalawat juga merupakan bentuk pengetahuan akan nikmat yang diberikan kepada hamba-Nya dengan bentuk mengutus Nabi Saw.

Jumat, 03 Juni 2011

Dari Data Hingga Terdaftar


Saat SMP Imajinsainya tentang Nabi Isa AS, membawa Prana Tanjudin, 40 tahun, kepada pertanyaan: Apa hanya Nabi Isa AS yang bisa menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang sakit, makan sepotong roti dan minum dari segelas untuk orang banyak? “apa tidak ada orang lain yang bisa berbuat seperti Nabi Isa AS,”. Pertanyaan itu memenuhi benaknya sebagai input dari bacaannya mengenai Nabi Isa AS yang diperolehnya dari sebuah gereja, untuk menjawabnya tidak bisa gratis harus beli.
            Pada tahun 1981, ketika naik kelas tiga SMP, ia dipindahkan oleh ayahnya, melanjutkan sekolah diyogya. Pamannya yang tengah kuliah di Universias Gajah Mada, mendaftarkan dirinya ke SMP negeri 3, yang tidak jauh dari tempat kostnya. Untuk memudahkan semua urusan, didata siswa ia ditulis beragama Islam. Konsekuensinya, ketika diterima disekolah itu, ia harus mengikuti pelajaran agama Islam, termasuk mengikuti shalat jumat.
Untuk mengejar ketinggalan dalam pelajaran agama Islam, terutama tentang cara shalat, ia kursus kilat kepada seorang teman pamannya. Berhubung memang tidak pernah tahu tata cara shalat, teman pamannya berpesan, “janganlah shalat sendiri, melainkan berjamaah. Kalau kamu lihat semua orang sudah berdiri setelah qamat, ikuti saja apa yang mereka lakukan.”
Hal itu baru terungkap ketika ia mengikuti ujian teori dan praktek agama, namun tidak mengurangi simpati guru agamanya. Ia bahkan memberi angka delapan dijazahnya. “saat ini kamu tidak banyak mengerti dna memahami Islam, tetapi saya ykin suatu saat nanti kamu akan bisa mengerti Islam lebih baik dari sekarang,” kata guru agama itu.
Tahun 1983, ketika bangun tidur di pagi hari ketika hari jumat, pikirannya galau, mengaku sebagai seorang Islam, tapi kok tidak serrius mengikutu Islam. Shalat pun hanya sekali yaitu pad ahari jumat. Sejak hari itu, ia bertekad untuk mengerjakan shalat fardhu. “adzan kan beberapa kali, kenapa aku shalat hanya sekali?” pikirnya.
Meskipun sudah menjalankan shalat fardhu beberapa lama, ia tetap tidak berani pergi kemasjid dekat rumah, termasuk pada hari jumat. Keberaniannya baru muncul ketika seorang tetangga mengajaknya shalat jumat. Bersama si tetangga ia pun melangkah kemasjid melakukan shalat jumat.
Akhir 1984, ketika ia berada di Jakarta, seorang temannya berusaha mengajaknya kembali keagama kristen. Caranya mengajak dialog tentang agama, sehingga ia merasa tersudut. Sepulan dari Jakarta, pilihannya untuk masuk Islam semakin mantap. Dan dengan kesadaran penuh ia berdoa mohon petunjuk agar tidak tersesat. “ ya Allah yang maha pengasih, maha penyayang, yang maha mengetahui, tunjukilah jalan yang harus hamba ikuti agar tidak tersesat.”
Suatu malam, ia bermimpi diajak seorang lelaki kesuatu tempat. Disana telah berkumpul sekelompok orang berbaju putih. Orang itu meminta agar ia mengikuti kata-katanya. Ternyata, yang mereka ucapan adalah syahadat. Maka, sempurnalah imannya. Taklama kemudian, ia sujud syukur sembari mengucapkan, “ya Allah inilah petunjuk yang hamba tunggu. Mudahkanlah hamba dalam mempelajari agama yang telah Engkau beri petnjuk ini.”
“Barangkali begitulah cara Tuhan membawa saya kepada agama Islam,” tutur Prana sambil tersenyum. Yang pasti sejak itu ia mantap menunaikan shalat lima waktu, meski tidak mengikrarkan didepan ustadz, kiai atau ulama.
ANALISA
Prana mengalami masa tenang pertama yaitu ketika ia bersikap acuh tak acuh saat ia didata beragama islam padahal ia sendiri adalah beragama kristen. Itu membuktikan bahwa ia tidak memperdulikan masalah agama, bahkan bersikap acuh tak acuh terhadap agama. Keudian masa pada saat ia mulai mengalami konflik yaitu ketika bangun tidur di pagi hari ketika hari jumat, pikirannya galau, mengaku sebagai seorang Islam, tapi kok tidak serrius mengikutu Islam. Shalat pun hanya sekali yaitu pad ahari jumat. Sejak hari itu, ia bertekad untuk mengerjakan shalat fardhu. “adzan kan beberapa kali, kenapa aku shalat hanya sekali?” pikirnya. Padahal saat itu ia belum memeluk islam, namun masih hanya islam secara data yang ada disekolah. Hal itu meimbulkan goncangan didalam dirinya berupa apakah ia akan tetap beragama kristen atau mulai menerima agama islam.
Namun setelah masa goncang itu ia mulai melakukan konversi itu sendiri yaitu ketika dengan kesadaran penuh ia berdoa mohon petunjuk agar tidak tersesat. “ ya Allah yang maha pengasih, maha penyayang, yang maha mengetahui, tunjukilah jalan yang harus hamba ikuti agar tidak tersesat.” Ini menunjukkan bahwa dengan kemaunnya sendiri sebenarnya ia memilih islam sebagai agamanya. Ia berdoa minta petunjuk agar Allah memberikan petunjuk dan menetapkan bahwa yang didalam hatinya mengenai islam adalah benar, ia minta lebih diyakini Allah. Dan puncak kontrovesinya terjadi ketika Suatu malam, ia bermimpi diajak seorang lelaki kesuatu tempat. Disana telah berkumpul sekelompok orang berbaju putih. Orang itu meminta agar ia mengikuti kata-katanya. Ternyata, yang mereka ucapan adalah syahadat. Maka, sempurnalah imannya. Saat itu ia sudah mendapat kekuatan dan semangat.
Kondisi yang sempat kacau tadi setelah terjadi konversi itu mulai tentam kembali setelah ia memiliki kekuatan dan semangat yaitu ditunjukkan ketika Taklama setelah konversi, ia sujud syukur sembari mengucapkan, “ya Allah inilah petunjuk yang hamba tunggu. Mudahkanlah hamba dalam mempelajari agama yang telah Engkau beri petnjuk ini.” Inilah yang menunjukkan dan ketenangannya setelah menjadi islam. Inilah tahap keempat.
Selanjutya tahap kelima yaitu ekspresi konversi setelah ia melakukan konversi ditunjukkan dengan ia mantap menunaikan shalat lima waktu. Itulah ekspresi ketaatanya terhadap kepercayaan barunya. Karena sebelumnya ia juga sempat melakukannya, namun bukan sebagai ekspresi konversinya, namun sebagai konflik dalam dirinya.
Semua yang dia lakukan berdasarkan faktor-faktor:
1.      Adanya pertentangan batin antara agama lama dengan agama barunya. Yaitu ketika ia berdoa agar Allah memberikan petunjuk agar tidak tersesat. Dari kepercayaan yang salah.
2.      Pengaruh dari tradisi agama. Yaitu pengaruh dari adzan dan tradisi shalat berjamaah disekolahnya.
3.      Ajakan atau sugesti. Yaitu ajakan dari seorang temanya untuk shalat jumat, dan mimpinya yang akhirnya ia melakukan konversi juga lewat mimpinya dengan diajak oleh seseorang berbaju putih tersebut untuk mengucaokan syahadat.
4.      Faktor emosi. Yaitu keadaan jiwanya yang tak pernah tenang pada saat ia masih dalam keadaan mencari apa yang terbaik yang akan dipilih.
5.      Kemauan. Ditunjukkan pada saat ia mau diajak orang yang berbaju putih tersebut untuk mengucapkan syahadat